Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dalam menangani penanggulangan bencana, Tim DMC (Disaster Medical Committee) PKU Delanggu menggelar Inhouse Training Kesigapan Tanggap Darurat Bencana. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Muhamad Ma’mun Sukri, MPH selaku direktur PKU Delanggu, “Mengingat Indonesia itu adalah supermarketnya bencana alam, maka perlu adanya kegiatan pelatihan tanggap darurat bencana untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi resiko bencana.”
Kegiatan yang dilaksanakan di aula lantai 3 PKU Delanggu pada hari Sabtu, 16 Maret 2019 tersebut dihadiri oleh 70 karyawan dan tim DMC PKU Delanggu, serta dihadiri oleh pembicara dr. Bhara Juliyandika Irdi sebagai ketua tim DMC PKU Delanggu, dr. Rendra Perwira Aditama selaku SAR Medis MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Jateng, dr. Corona Rintawan, Sp.EM selaku komite kebencanaan Rumah Sakit Muhammadiah Lamongan (RSML), dr. Zuhdiyah Nuhayati selaku Chief DMC RSML dan H Naibul Umam Eko Sakti, S. Ag, M. Si selaku Ketua MDMC PWM Jateng.
Tim DMC PKU Delanggu sering diterjunkan ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban yang terdampak bencana. Dengan diadakannya kegiatan Inhouse Training kali ini selain bertujuan meningkatkan keilmuan dan praktek dibidang kesiap siagaan bencana diharapkan Inhouse Training kali ini dapat merefresh para karyawan serta menjaring calon anggota TIM DMC PKU Delanggu.
Pada kegiatan Inhouse Training kali ini disampaikan beberapa materi tentang respon ketika bencana, pertolongan saat terjadi bencana, pemulihan setelah terjadinya bencana, pencegahan terhadap resiko bencana serta simulasi saat terjadi bencana.
“Tidak hanya kebencanaan di PKU Delanggu saja, tetapi juga di lingkungan sekitar. Jadi adanya pelatihan ini setiap ruangan diwajibkan mengirimkan peserta pelatihan, karena bencana bisa terjadi tanpa diduga. Sehingga nanti PKU Delanggu mempunyai tim yang komplit dalam menanggulangi bencana,”ungkap dr. Bhara Juliyandika Irdi.
Materi yang kedua disampaikan oleh dr. Rendra Perwira Aditama yaitu tentang START (Simple Triage & Rapid Treatment). Yaitu untuk mengidentifikasi pasien mana yang memerlukan tindakan secepatnya dan juga melakukan penilaian prioritas untuk evakuasi ke rumah sakit.
Respon time sangat penting untuk menanggapi bencana, bukan hanya persiapan fisik saja akan tetapi juga persiapan mental. “Kemauan untuk menolong itu tidak cukup, harus dibarengi dengan kemampuan,” ungkap dr. Corona Rintawan, Sp. EM
Seperti yang diungkapkan pula oleh dr. Zuhdiyah Nihayati, “Disaster Management itu sangat penting untuk dipersiapkan dari sebelum adanya bencana, pada saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.”
“Persiapan-persiapan yang perlu dilakukan yaitu dengan merencanakan pengamana aset, mengurangi resiko saat terjadi maupun setelah bencana dan melatih simulasi,” ungkap H Naibul Umam Eko Sakti, S.Ag. M.Si.
Dengan adanya penyampaian materi dan simulasi tersebut diharapkan karyawan PKU Delanggu dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesiapsiagaan tanggap bencana, dan menerapkan prinsip-prinsip sebagai penolong saat terjadi bencana.